Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderitanya sering mengalami kesulitan membedakan antara realitas dan pikiran atau persepsinya sendiri. Ini bukan β€œkepribadian ganda”, tapi gangguan pada fungsi otak dan persepsi realitas. βš™οΈ Ciri-ciri Umum Skizofrenia 1. Halusinasi β€” mendengar suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. 2. Delusi β€” keyakinan kuat terhadap sesuatu yang salah (misalnya merasa diawasi, punya kekuatan khusus, atau jadi target konspirasi). 3. Pikiran kacau β€” bicara melompat-lompat tanpa arah, sulit mengikuti percakapan. 4. Perilaku aneh atau tak terarah β€” misalnya tiba-tiba tertawa, marah, atau membeku tanpa sebab jelas. 5. Gejala negatif β€” seperti kehilangan motivasi, tidak ekspresif, menarik diri dari orang lain. 🧬 Penyebab Skizofrenia Belum diketahui pasti, tapi beberapa faktor yang berperan antara lain: Genetik (ada riwayat keluarga dengan skizofrenia). Ketidakseimbangan kimia otak (terutama dopamin dan glutamat). Stres berat atau trauma masa kecil. Penggunaan narkotika tertentu, terutama ganja atau amfetamin. Kelahiran prematur atau komplikasi saat kehamilan. πŸ’Š Pengobatan dan Pemulihan Skizofrenia bisa dikelola, bukan vonis seumur hidup tanpa harapan. Pendekatan yang efektif biasanya gabungan dari: 1. Obat antipsikotik – menstabilkan kimia otak dan menurunkan halusinasi/delusi. 2. Psikoterapi & rehabilitasi sosial – membantu pasien belajar mengelola pikiran, emosi, dan hubungan sosial. 3. Dukungan keluarga dan komunitas – sangat penting agar pasien tidak merasa dikucilkan. Catatan Coaching & Humanistik Skizofrenia mengingatkan kita bahwa pikiran manusia sangat kompleks. Kadang seseorang butuh bukan hanya obat, tapi rasa aman, diterima, dan dimengerti. Alih-alih menghakimi atau menakuti, kita bisa mulai dari empati: > β€œDia bukan gila β€” dia sedang berjuang memahami realitas yang berbeda.”