Type sakit mental yang cenderung melakukan KDRT?

KDRT bukan akibat langsung satu jenis gangguan mental tertentu, tetapi lebih sering merupakan hasil dari pola kepribadian disfungsional, trauma yang tidak terselesaikan, kurangnya empati, dan pola kontrol yang patologis. Namun, beberapa gangguan kepribadian dan kondisi mental tertentu memang berisiko lebih tinggi memunculkan perilaku kekerasan โ€” terutama kekerasan emosional atau psikologis. Berikut jenis-jenis yang paling sering dikaitkan secara ilmiah: 1. Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) Ciri khas: butuh kekaguman terus-menerus, tidak punya empati, dan takut kehilangan kontrol. ๐Ÿ”น Bentuk KDRT: manipulasi, gaslighting, penghinaan, kontrol finansial, atau kekerasan verbal. ๐Ÿ”น Polanya sering: idealisasi โ€“ devaluasi โ€“ discard. ๐Ÿ“š Referensi: American Psychiatric Association, DSM-5 (2013); Campbell, W.K. & Miller, J.D. (2011) 2. Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD) Ciri khas: mengabaikan hak orang lain, tidak merasa bersalah, impulsif, dan mudah agresif. ๐Ÿ”น Bentuk KDRT: kekerasan fisik berat, intimidasi, bahkan ancaman nyawa. ๐Ÿ“š Referensi: Hare, R.D. โ€œWithout Conscienceโ€ (1999) 3. Gangguan Kepribadian Borderline (BPD) Ciri khas: emosi sangat intens, takut ditinggalkan, impulsif, dan kadang kehilangan kontrol saat marah. ๐Ÿ”น Bentuk KDRT: kekerasan emosional reaktif, serangan verbal, atau ancaman bunuh diri untuk mengontrol pasangan. ๐Ÿ”น Biasanya bukan karena niat jahat, tapi ketidakmampuan mengatur emosi. ๐Ÿ“š Referensi: Linehan, M. โ€œCognitive-Behavioral Treatment of Borderline Personality Disorderโ€ (1993) 4. Gangguan Kepribadian Paranoid Ciri khas: sangat curiga, merasa dikhianati, sulit percaya. ๐Ÿ”น Bentuk KDRT: mengontrol pasangan secara ekstrem, menuduh tanpa bukti, melarang aktivitas sosial, atau stalking. 5. Gangguan Bipolar (bila tidak diobati) Bukan gangguan kepribadian, tetapi gangguan mood. ๐Ÿ”น Pada fase mania, seseorang bisa menjadi agresif, impulsif, dan kehilangan kontrol. Namun, ini bukan perilaku kekerasan yang kronis, melainkan akibat disfungsi mood yang bisa ditangani dengan terapi dan obat. โš ๏ธ Penting Dipahami: Tidak semua pelaku KDRT punya gangguan mental โ€” dan tidak semua orang dengan gangguan mental melakukan KDRT. Banyak pelaku secara sadar menggunakan kekerasan sebagai alat kontrol atau dominasi, bukan karena kehilangan kendali psikis. Sebaliknya, banyak orang dengan gangguan mental justru menjadi korban kekerasan, bukan pelaku. ๐Ÿ’ก Kesimpulan Coaching: ๐Ÿ‘‰ KDRT lahir dari kombinasi antara luka batin, ego yang belum disembuhkan, dan kebutuhan kontrol. ๐Ÿ‘‰ Gangguan mental bisa memperparah perilaku itu, tapi bukan akar tunggalnya. ๐Ÿ‘‰ Penyembuhan hanya mungkin jika ada kesadaran diri + tanggung jawab pribadi + komitmen perubahan.