Psikosomatis Anxiety Disorder

Psikosomatis Anxiety Disorder adalah kondisi ketika kecemasan (anxiety) yang kronis atau berlebihan menyebabkan gejala fisik nyata di tubuh, padahal secara medis tidak ditemukan penyakit organik yang jelas. 🧠 1. Apa itu Psikosomatis? Kata psikosomatis berasal dari dua kata: Psyche (jiwa/pikiran) Soma (tubuh) Jadi, penyakit psikosomatis adalah gangguan fisik yang berakar dari tekanan psikologis. Tubuh merespons stres emosional seolah-olah ada ancaman nyata. 2. Apa Hubungannya dengan Anxiety Disorder? Pada Anxiety Disorder (gangguan kecemasan), tubuh terus berada dalam mode fight or flight. Hormon stres seperti adrenalin dan kortisol terus meningkat. Akibatnya: otot tegang, jantung berdebar, pernapasan cepat, pencernaan terganggu, sistem imun menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, muncullah gejala psikosomatis — tubuh “berbicara” karena pikiran tak lagi mampu menampung tekanan. ⚡ 3. Gejala Umum Psikosomatis karena Anxiety Gejalanya bisa bervariasi tergantung individu, tapi yang paling sering meliputi: Dada terasa sesak atau nyeri seperti serangan jantung Perut kembung, mual, diare, atau gangguan lambung (GERD) Sakit kepala, migrain, pusing Pegal di bahu, leher, atau punggung Sulit tidur, lelah kronis Detak jantung tidak teratur Sering merasa “mau pingsan” atau “akan mati” Biasanya hasil tes medis normal, tapi penderita tetap merasa sangat tidak nyaman. ❤️ 4. Pola Penyebab yang Umum Beberapa pola psikologis yang sering memicu psikosomatis: Perfeksionisme dan sulit menerima kesalahan Terlalu sering menekan emosi (marah, kecewa, takut) Trauma masa lalu yang tidak terselesaikan Terbiasa menanggung tanggung jawab besar sendirian Tidak punya ruang aman untuk mengekspresikan diri 5. Cara Pemulihan Holistik Karena ini melibatkan mind–body connection, maka penyembuhannya perlu dua arah: 🔹 Dari sisi pikiran: Terapi atau coaching kesadaran diri Latihan mindfulness, journaling, meditasi napas Belajar mengelola emosi dan self-talk Menyadari sumber kecemasan dan menyelesaikan luka batin 🔹 Dari sisi tubuh: Olahraga ringan dan rutin (yoga, jalan, berenang) Pola makan alami dan tidur cukup Pijat relaksasi, pernapasan diafragma, grounding Detoks digital & mengurangi konsumsi berita negatif 6. Pesan Reflektif > “Ketika pikiranmu tak lagi mampu menanggung beban, tubuhmu mengambil alih untuk berbicara.” Dengarkan sinyal itu dengan kasih, bukan dengan panik.